( Copas Kisah Inspiratif )
Sahabat,
banyak masalah besar yang menurut lagika dan kemampuan kita TIDAK
MUNGKIN kita mampu menyelesaikan, tapi
ternyata ketika PINTU LANGIT TERBUKA dan ALLAH SWT ' MENGULURKAN TANGANNYA ', maka dalam sekejap
masalah itu selesai begitu saja.
Selama kita masih YAKIN akan
kemahabisaan Allah dan mau melibatkan Tangan Allah SWT dalam berbagai persoalan
kehidupan, maka tak ada hal yang
mustahil yang tidak mampu kita selesaikan.
Ini adalah kisah nyata, Seorang istri menceritakan kisah suaminya
pada tahun 1415 H, ia berkata :
Suamiku adalah seorang pemuda yang gagah,
semangat, rajin, tampan, berakhlak mulia, taat beragama, dan berbakti kepada
kedua orang tuanya. Ia menikahiku pada tahun 1390 H. Aku tinggal bersamanya (di
kota Riyadh) di rumah ayahnya sebagaimana tradisi keluarga-keluarga Arab Saudi.
Aku takjub dan kagum dengan baktinya kepada kedua orang tuanya. Aku bersyukur
dan memuji Allah yang telah menganugerahkan kepadaku suamiku ini. Kamipun
dikaruniai seorang putri setelah setahun pernikahan kami.
Lalu suamiku pindah kerjaan di daerah timur
Arab Saudi. Sehingga ia berangkat kerja selama seminggu (di tempat kerjanya)
dan pulang tinggal bersama kami seminggu. Hingga akhirnya setelah 3 tahun, dan
putriku telah berusia 4 tahun… Pada suatu hari yaitu tanggal 9 Ramadhan tahun
1395 H tatkala ia dalam perjalanan dari kota kerjanya menuju rumah kami di
Riyadh ia mengalami kecelakaan, mobilnya terbalik. Akibatnya ia dimasukkan ke
Rumah Sakit, ia dalam keadaan koma. Setelah itu para dokter spesialis
mengabarkan kepada kami bahwasanya ia mengalami kelumpuhan otak. 95 persen
organ otaknya telah rusak. Kejadian ini sangatlah menyedihkan kami, terlebih
lagi kedua orang tuanya lanjut usia. Dan semakin menambah kesedihanku adalah
pertanyaan putri kami (Asmaa’) tentang ayahnya yang sangat ia rindukan
kedatangannya. Ayahnya telah berjanji membelikan mainan yang disenanginya…
Kami senantiasa bergantian menjenguknya di
Rumah Sakit, dan ia tetap dalam kondisinya, tidak ada perubahan sama sekali.
Setelah lima tahun berlalu, sebagian orang menyarankan kepadaku agar aku cerai
darinya melalui pengadilan, karena suamiku telah mati otaknya, dan tidak bisa
diharapkan lagi kesembuhannya. Yang berfatwa demikian sebagian syaikh -aku
tidak ingat lagi nama mereka- yaitu bolehnya aku cerai dari suamiku jika memang
benar otaknya telah mati. Akan tetapi aku menolaknya, benar-benar aku menolak
anjuran tersebut.
Aku tidak akan cerai darinya selama ia masih
ada di atas muka bumi ini. Ia dikuburkan sebagaimana mayat-mayat yang lain atau
mereka membiarkannya tetap menjadi suamiku hingga Allah melakukan apa yang
Allah kehendaki.
Akupun
memfokuskan konsentrasiku untuk mentarbiyah putri kecilku. Aku memasukannya ke
sekolah tahfiz al-Quran hingga akhirnya iapun menghafal al-Qur’an padahal
umurnya kurang dari 10 tahun. Dan aku telah mengabarkannya tentang kondisi
ayahnya yang sesungguhnya. Putriku terkadang menangis tatkala mengingat
ayahnya, dan terkadang hanya diam membisu.
Putriku adalah seorang yang taat beragama, ia
senantiasa sholat pada waktunya, ia sholat di penghujung malam padahal sejak
umurnya belum 7 tahun. Aku memuji Allah yang telah memberi taufiq kepadaku
dalam mentarbiyah putriku, demikian juga neneknya yang sangat sayang dan dekat
dengannya, demikian juga kakeknya rahimahullah.
Putriku pergi bersamaku untuk menjenguk
ayahnya, ia meruqyah ayahnya, dan juga bersedekah untuk kesembuhan ayahnya.
Pada suatu hari di tahun 1410 H, putriku
berkata kepadaku : Ummi biarkanlah aku malam ini tidur bersama ayahku…
Setelah keraguan menyelimutiku akhirnya
akupun mengizinkannya.
Putriku bercerita :
Aku duduk di samping ayah, aku membaca surat
Al-Baqoroh hingga selesai. Lalu rasa kantukpun menguasaiku, akupun tertidur.
Aku mendapati seakan-akan ada ketenangan dalam hatiku, akupun bangun dari
tidurku lalu aku berwudhu dan sholat –sesuai yang Allah tetapkan untukku-.
Lalu sekali lagi akupun dikuasai oleh rasa
kantuk, sedangkan aku masih di tempat sholatku. Seakan-akan ada seseorang yang
berkata kepadaku, “Bangunlah…!!, bagaimana engkau tidur sementara Ar-Rohmaan
(Allah) terjaga??, bagaimana engkau tidur sementara ini adalah waktu dikabulkannya
doa, Allah tidak akan menolak doa seorang hamba di waktu ini??”
Akupun bangun…seakan-akan aku mengingat
sesuatu yang terlupakan…lalu akupun mengangkat kedua tanganku (untuk berdoa),
dan aku memandangi ayahku –sementara kedua mataku berlinang air mata-. Aku
berkata dalam do’aku, “Yaa Robku, Yaa Hayyu (Yang Maha Hidup)…Yaa ‘Adziim (Yang
Maha Agung).., Yaa Jabbaar (Yang Maha Kuasa)…, Yaa Kabiir (Yang Maha Besar)…,
Yaa Mut’aal (Yang Maha Tinggi)…, Yaa Rohmaan (Yang Maha Pengasih)…, Yaa Rohiim
(Yang Maha Penyayang)…, ini adalah ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia
telah ditimpa penderitaan dan kami telah bersabar, kami Memuji Engkau…, kemi
beriman dengan keputusan dan ketetapanMu baginya…
Ya Allah…, sesungguhnya ia berada dibawah
kehendakMu dan kasih sayangMu.., Wahai Engkau yang telah menyembuhkan nabi
Ayyub dari penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa kepada ibunya…Yang
telah menyelamatkan Nabi Yuunus dari perut ikan paus, Engkau Yang telah
menjadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim…sembuhkanlah
ayahku dari penderitaannya…
Ya Allah…sesungguhnya mereka telah menyangka
bahwasanya ia tidak mungkin lagi sembuh…Ya Allah milikMu-lah kekuasaan dan
keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya…”
Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga akupun
tertidur sebelum subuh.
Tiba-tiba ada suara lirih menyeru.., “Siapa
engkau?, apa yang kau lakukan di sini?”. Akupun bangun karena suara tersebut,
lalu aku menengok ke kanan dan ke kiri, namun aku tidak melihat seorangpun.
Lalu aku kembali lagi melihat ke kanan dan ke kiri…, ternyata yang bersuara
tersebut adalah ayahku…
Maka akupun tak kuasa menahan diriku, lalu
akupun bangun dan memeluknya karena gembira dan bahagia…, sementara ayahku
berusaha menjauhkan aku darinya dan beristighfar. Ia barkata,
“Ittaqillah…(Takutlah engkau kepada Allah….), engkau tidak halal bagiku…!”.
Maka aku berkata kepadanya, “Aku ini putrimu Asmaa'”. Maka ayahkupun terdiam.
Lalu akupun keluar untuk segera mengabarkan para dokter. Merekapun segera
datang, tatkala mereka melihat apa yang terjadi merekapun keheranan.
Salah seorang dokter Amerika berkata
–dengan bahasa Arab yang tidak fasih- : “Subhaanallahu…”. Dokter yang lain dari
Mesir berkata, “Maha suci Allah Yang telah menghidupkan kembali tulang belulang
yang telah kering…”. Sementara ayahku tidak mengetahui apa yang telah terjadi,
hingga akhirnya kami mengabarkan kepadanya. Iapun menangis…dan berkata, "Sungguh Allah adalah Penjaga Yang
terbaik, dan Dialah yang Melindungi orang-orang sholeh…, demi Allah tidak ada
yang kuingat sebelum kecelakaan kecuali sebelum terjadinya kecelakaan aku
berniat untuk berhenti melaksanakan sholat dhuha, aku tidak tahu apakah aku
jadi mengerjakan sholat duha atau tidak..??"
Sang istri berkata : Maka suamiku Abu Asmaa’
akhirnya kembali lagi bagi kami sebagaimana biasnya yang aku mengenalinya,
sementara usianya hampir 46 tahun. Lalu setelah itu kamipun dianugerahi seorang
putra, Alhamdulillah sekarang umurnya sudah mulai masuk tahun kedua. Maha suci
Allah Yang telah mengembalikan suamiku setelah 15 tahun…, Yang telah menjaga
putrinya…, Yang telah memberi taufiq kepadaku dan menganugerahkan keikhlasan
bagiku hingga bisa menjadi istri yang baik bagi suamiku…meskipun ia dalam
keadaan koma…
Maka janganlah sekali-kali kalian meninggalkan
do’a…, sesungguhnya tidak ada yang menolak qodoo’ kecuali do’a…barang siapa
yang menjaga syari’at Allah maka Allah akan menjaganya.
Jangan lupa juga untuk berbakti kepada kedua
orang tua… dan hendaknya kita ingat bahwasanya di tangan Allah lah pengaturan
segala sesuatu…di tanganNya lah segala taqdir, tidak ada seorangpun selainNya
yang ikut mengatur…
Ini adalah kisahku sebagai ‘ibroh (pelajaran),
semoga Allah menjadikan kisah ini bermanfaat bagi orang-orang yang merasa bahwa
seluruh jalan telah tertutup, dan penderitaan telah menyelimutinya, sebab-sebab
dan pintu-pintu keselamatan telah tertutup…
Sahabat,
Maka ketuklah pintu langit dengan Sabat dan Do’a, dan yakinlah dengan
pengabulan Allah….
Janganlah pernah putus asa…jika Tuhanmu
adalah Allah…
Cukup ketuklah pintunya dengan doamu
yang tulus…
Hiaslah do’amu dengan berhusnudzon
kepada Allah Yang Maha Suci
Lalu yakinlah dengan pertolongan yang
dekat dariNya…
By : Ust.Aly Motivator Ideologis
JALUR CURHAT TANPA BATAS
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar