Rabu, 16 Desember 2015

Syurga Ditelapak Kaki Ibu...

LAKI-LAKI WAJIB BACA! 

Masih Mengutamakan Istri Daripada Ibu? Bacalah Kisah Nyata Ini...!!!

Pada zaman Nabi terdapat seorang pemuda yang bernama Alqomah. Dalam kesehariannya, ia selalu rajin menjalankan ibadah seperti shalat, puasa maupun bersedekah. Hingga suatu ketika ia mengalami sakit yang teramat parah, Salah satu kerabat yang melihat hal tersebut berucap bahwa Alqomah sedang mengalami sakaratul maut.

hikmah kisah alqamah


Yang mengherankan adalah entah kenapa Alqomah yang rajin beribadah sangat sulit untuk mengucapkan lafadz syahadat pada saat menjelang dicabut nyawanya. Istrinya pun meminta pertolongan pada seseorang agar menemui Rasulullah dengan tujuan menyampaikan pesan tentang keadaan suaminya yang tengah menderita.

Setelah pesuruh tersebut datang kepada Rasulullah dan menyampaikan keadaan dari Alqomah, Rasul pun menyuruh para sahabatnya seperti Bilal, Ali dan Ammar untuk mendatangi rumah Alqomah. Keadaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata tersebut sungguh terlihat oleh mereka bertiga dan saling mempertanyakan di dalam hati mereka tentang Alqomah yang taat dalam menjalankan ibadah namun sangat sulit untuk mengucapkan lafadz “Laa ilaha illallah”. Sepertinya lidah Alqomah telah dikunci untuk mengucapkan kata tersebut.

Melihat kondisi dari Alqomah yang menderita, Bilal pun memutuskan untuk mendatangi Rasulullah. Sesampainya di depan Rasullullah dan Bilal menguraikan kejadian yang dialaminya, Rasul pun berucap“Apakah Alqomah masih memiliki ayah dan ibu?”

Karena Bilal cukup tahu kondisi dari Alqomah, maka ia pun menjawab “Ayahnya sudah meninggal, namun ia masih memiliki seorang ibu yang sudah tua renta”.

Rasulullah kemudian berkata “Baiklah Bilal, temuilah ibu Alqomah dan aku titipkan salamku untuknya. Apabila ia masih mampu berjalan, maka dia bisa menghadapku. Apabila ia memang tidak bisa maka aku yang akan ke sana.”

Setelah mendengar perintah dari Rasulullah SAW, Bilal pun langsung menuju rumah ibu Alqomah dan menyampaikan apa yang dikatakan oleh Rasulullah tanpa mengurangi sedikit pun.

Ibu Alqomah pun berkata “Biarlah aku yang pergi menemui Rasulullah”.

Dengan sedikit tertatih-tatih dan dengan bantuan tongkat yang menjadi penyangganya, ibu Alqomah pun menemui Rasulullah dan mengucapkan salam yang disambut dengan jawaban dari Rasulullah.

Rasulullah berkata “Bisakah ibu menceritakan keadaan Alqomah yang sebenarnya? Kenapa ia nampak kesulitan untuk mengucapkan “Laa ilaha illallah”. Setahu saya Alqomah adalah hamba yang rajin beribadah lagi taat”.

Dengan tegas ibunda Alqomah menjawab “Itu karena saya yang murka kepadanya wahai Rasulullah.”

“Mengapa engkau murka kepada Alqomah?” Rasul semakin penasaran dengan ucapan ibunda Alqomah.

“Ini karena Alqomah lebih mementingkan istrinya dibandingkan dengan aku yang menjadi ibunya. Alqomah telah menyakitiku. Ia berani menentangku demi untuk menuruti keinginan dari istrinya.”


Kini Rasulullah mengerti dengan keadaan Alqomah yang susah melafadzkan “Laa ilaha illallah” tersebut dikarenakan ibundanya telah murka akan Alqomah. Rasul pun menganggukkan kepalanya tanda beliau telah mengerti.


Sesaat kemudian, Rasulullah memanggil Bilal dan menyuruhnya untuk mengumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya untuk Alqomah.

Mendengar hal tersebut, ibu Alqomah langsung bertanya keheranan “Ya Rasulullah mengapa engkau mau membakar anakku di depan kedua mataku? Bagaimana perasaanku nanti saat melihatnya?” Ibu mana yang tega melihat anaknya dibakar tepat di depan matanya. Meski ibunda Alqomah murka, namun kasih sayangnya tidak tega jika Alqomah harus dibakar hidup-hidup.

Rasulullah menjawab “Wahai ibunda Alqomah, sejatinya siksa dari Allah di akhirat sangatlah lebih kejam. Amal yang telah Alqomah kerjakan selama ini tidak dapat diterima oleh Allah karena murka yang engkau berikan. Kebaikan yang selama ini Alqomah lakukan dengan ikhlas tidak mampu menahannya dari siksa api neraka”.

“Jika engkau memang ingin Alqomah selamat dari api neraka, maka engkau harus memaafkan dan merelakan apa yang telah Alqomah lakukan.”

Mendengar hal tersebut, ibu Alqomah pun memafkan anaknya karena ia tak sanggup jika harus melihat Alqomah tersiksa dalam api neraka.

Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh ibunda Alqomah, Rasulullah pun meminta Bilal untuk mendatangi rumah Alqomah dan mengecek apakah Alqomah sudah dapat mengucapkan kalimat syahadat atau belum.

Ketulusan rasa maaf dari seorang ibu akan anaknya telah terbukti. Bilal yang telah sampai di depan pintu rumah Alqomah mendengar bahwa Alqomah telah mengucapkan kalimat “Laa ilaha illallah” dengan lancar dan wafat dalam keadaan yang baik.

Bilal pun masuk kedalam rumah tersebut dan menceritakan sebab Alqomah sukar untuk mengucapkan kalimat syahadat. Amal yang selama hidup Alqomah lakukan ternyata tidak mampu membendung murka dari ibunya sendiri.

Alqomah segera dimandikan, dikafani dan dishalatkan yang dipimpin oleh Rasulullah.

Selesai menguburkan, Nabi Muhammad SAW berpesan:

“Wahai sahabat Muhajirin dan Anshar. Siapa saja yang lebih mengutamakan istrinya daripada ibunya maka ia terkena laknat Allah, malaikat dan manusia semuanya. Bahkan Allah tidak menerima darinya ibadah fardhu dan sunnatnya, kecuali jika bertaubat benar-benar kepada Allah dan berbuat baik pada ibunya serta meminta keridhoannya. Sebab ridha Allah terpaut dengan ridha ibu dan murka Allah juga dalam murka seorang ibu”

Subhaanallah.. Sahabatku.. Masihkah kita mendurhakai seorang ibu yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkan kita? Rasanya sungguh hina diri ini jika harus merasa senang di tengah penderitaan orang tua terutama ibu dan mengesampingkannya.

Semoga kisah nyata diatas bisa kita ambil pelajaran dan hikmahnya, Mari kita berbakti kepada ibu dan ayah kita dengan sekuat tenaga selama mereka berdua tidak menyuruh berbuat maksiat kepada Allah SWT.

Minggu, 04 Oktober 2015

Lelah yang Di Sukai Allah dan Rosulnya


Ada 8 kelelahan yang disukai Allah SWT dan RasulNya :

1. Lelah dalam berjihad di jalan-Nya (QS. 9:111)

2. Lelah dalam berda'wah/mengajak kepada kebaikan (QS.41:33)

3. Lelah dalam beribadah dan beramal sholeh (QS.29:69)

4. Lelah mengandung, melahirkan, menyusui. merawat dan mendidik putra/putri amanah Illahi (QS. 31:14)

5. Lelah dalam mencari nafkah halal (QS. 62:10)

6. Lelah mengurus keluarga (QS. 66:6)

7. Lelah dalam belajar/menuntut ilmu (QS. 3:79)

8. Lelah dalam kesusahan, kekurangan dan sakit (QS.2:155)

Semoga kelelahan dan kepayahan yang kita rasakan menjadi bagian yang disukai Allah dan RasulNya. Aamiin yaa Rabbal-'aalamiin

Lelah itu nikmat. Bagaimana mungkin? Logikanya bagaimana? Jika anda seorang ayah, yang seharian bekerja keras mencari nafkah sehingga pulang ke rumah dalam kelelahan yang sangat. Itu adalah nikmat Allah swt yang luar biasa, karena banyak orang yang saat ini menganggur dan bingung mencari kerja.

Jika anda seorang istri yang selalu kelelahan dengan tugas rumah tangga dan tugas melayani suami yang tidak pernah habis. Sungguh itu nikmat luar biasa, karena betapa banyak wanita sedang menanti-nanti untuk menjadi seorang istri, namun jodoh tak kunjung hadir.

Jika kita orang tua yang sangat lelah tiap hari, karena merawat dan mendidik anak-anak, sungguh itu nikmat yang luar biasa. Karena betapa banyak pasangan yang sedang menanti hadirnya buah hati, sementara Allah swt belum berkenan memberi amanah.

Lelah dalam Mencari Nafkah

Suatu ketika Nabi saw dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berkomentar: “Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan Allah.”

Rasulullah saw menjawab: “Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Al
lah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya’ dan kesombongan, maka dia di jalan setan.” (Al-Mundziri, At-Targhîb wa At-Tarhîb).

Sungguh penghargaan yang luar biasa kepada siapa pun yang lelah bekerja mencari nafkah. Islam memandang bahwa usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga memiliki dimensi akhirat.

Bahkan secara khusus Rasulullah saw memberikan kabar gembira kepada siapa pun yang kelelahan dalam mencari rejeki. “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan mencari rejeki pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni dosanya oleh Allah swt.”

Subhanallah, tidak ada yang sia-sia bagi seorang muslim, kecuali di dalamnya selalu ada keutamaan.

Kelelahan dalam bekerja bisa mengantarkan meraih kebahagiaan dunia berupa harta, di sisi lain dia mendapatkan keutamaan akhirat dengan terhapusnya dosa-dosa. Syaratnya bekerja dan lelah. Bukankah ini bukti tak terbantahkan, bahwa kelelahan ternyata nikmat yang luar biasa?

Kelelahan Mendidik Anak

Di hari kiamat kelak, ada sepasang orangtua yang diberi dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah dikenakan oleh penduduk bumi.

Keduanya bingung dan bertanya: ”Dengan amalan apa kami bisa memperoleh pakaian seperti ini?” Dikatakan kepada mereka: “Dengan (kesabaran)mu dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anakmu.”

Merawat dan mendidik anak untuk menjadi generasi shaleh/shalehah bukan urusan yang mudah. Betapa berat dan sangat melelahkan. Harta saja tidak cukup.

Betapa banyak orang-orang kaya yang anaknya “gagal” karena mereka sibuk mencari harta, namun abai terhadap pendidikan anak. Mereka mengira dengan uang segalanya bisa diwujudkan. Namun, uang dibuat tidak berdaya saat anak-anak telah menjadi pendurhaka.

Berbahagialah manusia yang selama ini merasakan kelelahan dan berhati-hatilah yang tidak mau berlelah-lelah. Segala sesuatu ada hitungannya di sisi Allah swt. Kebaikan yang besar mendapat keutamaan, kebaikan kecil tidak akan pernah terlupakan.

Rasulullah saw bersabda: “Pahalamu sesuai dengan kadar lelahmu.”

Selasa, 12 Mei 2015

IBU ( Hormat dan Taat Kepada Ibu )

Kisah inspiratif dr temen...panjang tapi worthed bgt ...

Malam telah larut dan sebentar lagi pagi akan datang. Aku masih larut melihat perkembangan bursa di New York. Dari tadi siang aku malas membuka email karena melihat perkembangan pasar yang semakin memburuk. Keliatannya hari hari kedepan tak ada lagi yang bisa diharapkan kecuali bertahan dalam situasi buruk. Teman mengatakan dalam gurauan kepadaku bahwa ini saatnya kita surfing diatas gelombang ganas. Lihatlah tak banyak yang bisa selamat tapi ini tantangan untuk menguji siapa yang qualified melewati putaran waktu. SMS datang” sudah baca email dari Kedutaan? Anda diundang untuk datang menghadap Raja mereka” saya terkejut. Bersegera saya membuka email. Benarlah , email ini datang dari tadi siang. Terbayang upaya hampir setengah tahun untuk mendapatkan clients potensial kini peluang terbuka dengan adanya undangan untuk presentasi. Walau kemungkinan berhasil masih sangat jauh namun setidaknya ini titik awal untuk sebuah harapan. Akupun bersegera membuka file presentasi untuk mempertajam materi dan menambah sedikit bahan sesuai hasil riset mutakhir.
Pagi pagi aku bersama team sudah berada di Airport untuk terbang memenuhi undangan. Dijadwalkan ,setiba dibandara aku akan dijemput oleh asisten kerajaan. Kemudian akan diantar ke tempat istirahat kerajaan sambil menunggu jadwal pertemuan khusus dengan Raja. Setelah pertemuan dengan Raja, maka keesokan harinya dijadwalkan untuk menghadiri presentasi dengan pejabat terkait. Penerbangan first class itu sangat nyaman. Didalam pesawat aku berusaha membaca indicator mutakhir ekonomi dan social Negara yang akan aku kunjungi itu. Ketika mendarat , cuaca cukup cerah. Pejabat yang menjemput kami nampak tersenyum ramah membawa kami ke limosine untuk menuju hotel. Sesampai di Holel Kerajaan, pejabat itu memberikan kesempatan kami untuk istirahat dan dia langsung kembali kekantornya. Pejabat itu berpesan bahwa besok jadwal pertemuanku dengan Raja. Hanya aku saja tanpa didampingi team. Jam 7 malam jemputan akan sampai dihotel untuk acara makan malam jam 8 bersama Raja. Aku mengangguk.
Aku bekerja bersama team sampai mendekati subuh untuk memantapkan segala persiapan. Setelah sholat subuh aku memilih untuk istirahat dan tidur. Begitupula dengan team lainnya. Sebelum berangkat tidur, telp cellularku bordering.
“ Pah” suara istriku diseberang.
“ Ya” Aku menangkap ada sesuatu dirumah. Karena tidak seperti biasanya instriku menelphone sepagi ini.
“ Papa, tenang aja. “
“ Ya tenang, Ada apa “
“ Bunda, karena serangan jantung ringan.”
“ Sekarang Bunda ada dimana ?
“ Dirumah sakit. Mama dampingi bunda terus. Kata doctor keadaannya sudah membaik. Papa tenang aja. Adik adik semua ada disini kumpul. Bunda dibawah perawatan dokter terbaik. Kita berdoa aja semoga keadaan bunda semakin membaik. “
Terkesan bagiku , istri berusaha menenangkan aku bahwa keadaan bunda baik baik saja tapi diapun tidak bisa menyembunyikan kekawatiran akan keadaan bunda. Seusai menerima telephone itu, batinku mendesakku untuk segera pulang. Tapi bagaimana dengan rencana kunjungan ini. Bagaimana perasaan teamku bila pertemuan ini gagal karena aku harus segera pulang. Apalagi perjuangan mendapatkan clients ini sudah berlangsung lebih dari setengah tahun. Namun hatiku tidak bisa tenang dengan segala pemikiran tentang masa depan usahaku. Aku hanya memikirkan tentang hari ini dimana bunda sedang sakit dan aku harus ada disampingnya.
“ Apakah itu tidak bisa ditunda lusa saja atau besok saja setelah kamu bertemu dengan raja” kata salah satu teamku. Dia dapat memaklumi sikapku namun dia juga meminta kebijakanku soal kelangsungan business kami.
“ Ibu saya sakit dan ini tidak sederhana. Aku tidak bisa memaafkan diriku bila aku sampai menunda pulang. “ Kataku dengan wajah bingung. Aku terduduk sambil mengusap kepala. Bayanganku terus kepada bunda.
“ Tapi bagaimana dengan rencana kita “
“ Maafkan aku…” Kataku menatapkanya dengan wajah sesal, Berharap teamku dapat memaklumi. Semua anggota team terdiam. Akhirnya salah satu dari mereka berkata “ Kamu benar.! Kalau begitu kita putuskan pulang hari ini. “ Kata mereka dengan tersenyum seakan berusaha menutupi keadaan posisiku agar tidak merasa bersalah karena keputusanku untuk pulang
Jam 8 pagi aku menelhone pejabat penghubung kami dengan kerajaan dan menyampaikan alasan kami untuk pulang.
“ Yang harus anda ketahui bahwa tidak pernah satu kalipun Raja kami dibatalkan pertemuannya oleh orang lain. Ini penghinaan. Sikap protokoler istana akan sangat keras. “
“ Mengapa ?“
“ Kamu sudah setuju untuk datang dan kini mendadak kamu batalkan sepihak karena alasan yang tidak masuk akal”
“ Ini soal ibu saya.”
Pejabat itu hanya terdiam dengan wajah terkesan marah.
“ Maafkan kami. Semua akomodasi dan ticket yang sudah kerajaan keluarkan akan kami ganti. Ini kesalahan kami dan kami akan membayar kesalahan itu.” kataku
“ Reputasi anda juga akan hancur” Kata pejabat itu dengan nada mengancam.
“ Kami sadar akan itu. Sekali lagi maafkan kami”
Nampak pejabat itu berbicara melalui telp dengan nada penuh hormat.
“ Tadi berusan saja pangeran bebricara dengan saya dan ia sangat marah karena pembatalan pertemuan ini. “ Kata pejabat itu.
“ Apakah aku bisa bicara dengan beliau”
“ Tidak perlu. “ katanya tegas dan kesal.
Aku bersama team berangkat menuju bandara. Rencananya . aku langsung pulang ke Jakarta. Sementara teamku kembali ke Hong Kong. Sesampai dibandara, nampak sekuriti sangat ketat. Supir taksi yang kami tumpangi mengatakan bahwa Raja datang ke Bandara. Kami terpaksa turun agak jauh dari gate keberangkatan. Ketika aku bersama team melangkah menuju bandara keberangkatan, salah satu pejabat yang mengenal kami bersegera berlari kearah kami. Dengan ramah pejabat itu berkata” raja ingin bertemu dengan kamu”. Aku mengangguk dengan melangkah agak ragu mengikuti pejabat itu keruang VVIP.
Ketika melewati kuridor bandara seorang petugas mengambil passportku dengan ramah. Aku terus melangkah dalam perasaan penuh tanya. Ada apa gerangan ini?. Ketika pintu ruangan VVIP terbuka, nampak sang Raja didampingi putra mahkota tersenyum ramah kearahku. Tanpa sungkan dia memelukku sambil mencium pipiku.
“ Saya mendengar kabar bahwa ibunda anda sakit dan anda harus segera pulang. Benarkah itu ?
“ Maafkan aku ya yang mulia. Bukan bermaksud tidak menghormati undangan Yang Mulia tapi keadaan ibuku memang memerlukan kehadiranku disampingnya.”
“ Pulanglah. Urusan dunia ini tidak penting. Memuliakan ibu adalah memuliakan Allah. Tak ada ibadah terbaik didunia ini selain berbakti kepada ibu. Sampaikan salam saya kepada ibu anda. Doa saya akan menyertainya.” Kata kata itu meluncur begitu sejuknya. Aku sampai terharu. DIhadapanku ada seorang raja yang kaya raya dan dihormati namun tetap lebih menghormati seorang ibu.
“ Terimakasih ya Yang Mulia”
“ Saya yang harus berterimakasih kepadamu. Karena lewat peristiwa ini, saya bisa memberikan pelajaran berharga kepada putra saya. Bahwa tak penting berapa peluang business yang akan diraih namun bila saatnya datang untuk memuliakan orang tua maka itulah yang lebih diutamakan. ‘ kata Raja itu sambil menatap kearah putra mahkotanya.
Usai pertemuan itu , aku bersama pejabat penghubung kerajaan keluar ruangan VVIP menuju bandara keberangkatan. Pejabat itu berkata” Yang Mulia Raja meminta anda pulang dengan jet pribadinya. Sementara team anda tetap disini untuk melanjutkan pertemuan dengan pejabat terkait. Raja juga telah memutuskan untuk memilih perusahaan anda sebagai mitra kami. Selamat. “
Anggota team saya nampak berlinang air mata ketika mendengar kata kata itu. “ Bila kita muliankan ibu maka Allah akan memuliakan kita. Tentu yang sulit menjadi mudah, yang sempit menjadi lapang. Anda benar dan kami percaya sikap anda. “ kata salah satu anggota team saya sambil memeluk saya.
Ketika sampai di bandara, aku langsung ke rumah sakit. Setiba dirumah sakit, istriku sudah menunggu dan membawaku keruangan bunda dirawat. Kucium kening bunda dan nampak matanya terbuka, Bunda tersenyum” Kaukah itu nak ? “
“ Ya , bunda.”
“ Siapa yang bilang bunda sakit. Bunda engga apa apa.” Bunda menoleh kearah istriku “ Jangan kau ganggu anakku bekerja. Soal begini tak perlulah dikabarkan. Kau pikir mudah untuk kembali dari luar negeri ke sini. Lagian disana dia tidak main main. Dia kerja. “ Bunda mengomeli istriku. Itulah bunda, dalam keadaan apapun beliau tetap tidak ingin membuat anaknya repot. Andaikan tangannya masih kokoh, langkahnya masih kuat itu akan selalu digunakannya untuk membimbing anak anaknya melangkah tegar dalam ketertatihan. Senandungnya akan terus terdengar mengantar anaknya tidur bahwa besok akan selalu baik baik saja, dan bunda akan selalu ada disampingmu, nak…
Oktober 2012
Dubai..

Jumat, 08 Mei 2015

SYUKUR ( Renungan )

Yuk mari direnungkan...

Ada seorang anak muda yg merasa dirinya tdk tampan, tidak kaya dan nggak punya rezeki, sehingga tiap saat merasa gelisah. Sampai suatu saat Malaikat bijak datang kepadanya :

"Anak muda, kenapa engkau tdk bahagia?"
"Saya merasa bingung.., mengapa aku miskin terus ?"
"Miskin..? kamu bukannya kaya?"
"Gimana bisa anda katakan kalo aku kaya? Dari mana anda menilainya?"
"Kalo sekarang engkau kehilangan 1 jari tanganmu, aku beri 50 juta, apa kamu mau?"
"Ehm... Gak mau..."
"Jikalau kamu kehilangan sebelah lenganmu, aku beri 500 juta, mau?"
"Ehm... Gak mau ..."
"Kalo sepasang matamu buta, aku beri 10 milliar rupiah, mau ?"
"Gak mau ..."
Kalo aku jadikan engkau menjadi kakek berumur 80 tahun sakit sakitan, aku beri 100 milliard, mau?"
"Gak mau ..."
"Kalo sekarang engkau langsung meninggal, aku beri kamu 1 Trilliun, mau?"
"Gak mau..."
"Hahahaha...
Berarti benar kan kalo kamu sdh memiliki kekayaan tak terhingga..?
Di dalam hatimu, kenapa masih mengeluh miskin..?

Anak muda itu tiba2 speechless tanpa kata², dan tiba² mengerti apa arti kekayaan.
1.     Karena HIDUP adalah WAKTU yg dipinjamkan.
2.     HARTA adalah ANUGERAH yg dipercayakan,
3.     BERSYUKURlah atas nafas yg masih kita miliki,
4.     BERSYUKURlah atas tubuh yg masih kita miliki,
5.     BERSYUKURlah atas kesehatan yg masih kita miliki,
6.     BERSYUKURlah atas keluarga yg masih kita miliki,
7.     BERSYUKURlah atas teman & sahabat yg masih kita miliki,
8.     BERSYUKURlah atas pekerjaan yg masih kita miliki...

9.     Mari kita sadari bahwa kita selalu DIBERI YG TERBAIK. senjata paling ampuh saat tdk berdaya adalah mengucap Syukur ........

Ternyata Seperti ini Lelaki yang Memiliki 4 Orang Istri ( Majas Asosiasi )

Sopo Gelem Nandur bakal panen.....

" Faman ya'mal mitsqaala dzaratin khairoy yaroh, waman ya'mal mitsqaala dzaratin syarroy yaroh."

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji zarrah pun niscaya dia akan melihat balasannya, dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan sebesar biji zarrah pun niscaya dia akan melihat balasannya. (QS. Al-Zalzalah[99]: 7-8)



Ø  ISTRI ke-1 : Tua dan biasa saja, biasanya tidak diperhatikan.
Ø  ISTRI ke-2 : Agak cakep, agak diperhatikan.
Ø  ISTRI ke-3 : Lumayan cakep dan cukup diperhatikan.
Ø  ISTRI ke-4 : Sangat cakep, sangat diperhatikan dan disanjung-sanjung serta diutamakan!

Waktu pun berlalu begitu cepat dan tibalah saat sang lelaki (suami) tersebut mau meninggal, lalu dipanggilah empat orang istrinya :
 Dipanggilah istri ke-4 yang paling cakep dan ditanya,
SUAMI              : “Maukah ikut menemaniku ke alam kubur?”
ISTRI                 : “Maaf, cukup sampai di sini saja saya ikut denganmu.”
Saat dipanggil istri ke-3 dan ditanya hal yang sama,
SUAMI              : “Maukah ikut menemaniku ke alam kubur?”
ISTRI                 : “Maaf, saya hanya akan mengantarmu sampai di kamar mayat dan paling jauh sampai di
rumah duka.” 
Kemudian dipanggil istri ke-2 dan ditanya hal yang sama,
SUAMI              : “Maukah ikut menemaniku ke alam kubur?”
ISTRI                 : “Baik, saya akan menemanimu tapi hanya sampai ke liang kubur, setelah itu selamat tinggal.” 
Si Lelaki atau Suami sungguh kecewa mendengar semua itu. Tetapi inilah kehidupan dan menjelang kematian.
Lalu dipanggil lah istri ke-1 dan ditanya hal yang sama,
SUAMI              : “Maukah ikut menemaniku ke alam kubur?”
ISTRI                 : “Saya akan menemani ke manapun kamu pergi dan akan selalu mendampingimu…”

Mau tahu apa dan siapa istri ke-1 sampai ke-4 itu?
Ø  Istri ke-4 adalah “harta dan kekayaan”. Mereka akan meninggalkan jasad kita seketika saat kita meninggal.
Ø  Istri ke-3 adalah “teman-teman” kita. Mereka hanya akan mengantar jasad kita hanya sampai di saat disemayamkan.
Ø  Istri ke-2 adalah “keluarga”. Saudara dan teman dekat kita.
Ø  Mereka akan mengantar kita sampai dikuburkan, dan akan meninggalkan kita setelah mayat kita dimasukkan dalam liang kubur dan ditutup dengan tanah.
Ø  Istri ke-1 adalah “ Amal dan perbuatan” kita selama hidup di dunia. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

Berbuatlah banyak kebaikan selama kita masih hidup di dunia ini agar nantinya kita dapat memiliki bekal yang dapat dibawa apabila sudah waktunya nanti. 
Wallaahu A'lam Bisshowab....

Kamis, 07 Mei 2015

Kadar Membaca, Menghatamkan Al-Qur'an dan Adab-Adabnya

copas artikel dari blog http://www.jadipintar.com/2015/02/kadar-membaca-menghatamkan-al-quran-dan-adab-adabnya.html


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Al Qur’an adalah Kitabullah ‘azzawajalla, dan membacanya merupakan ibadah yang paling utama dan merupakan perbuatan yang paling di sukai oleh-Nya, maka semakin banyak seorang muslim membaca Al Qur’an maka semakin banyak pahala yang mereka dapatkan.
Dari 
Abdullah bin Mas’ud radiyallahu’anhu, sesungguhnya Rasulullah Sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا ، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ ، وَلَامٌ حَرْفٌ ، وَمِيمٌ حَرْفٌ. رواه الترمذي (2910) وصححه الألباني
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu
 kebaikan. Dan kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh kalinya. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, akan tetapi Alif itu satu huruf, Lam itu satu huruf, dan Mim itu satu huruf.” (HR.At Turmudzi, di shahihkan Syaikh Al Bani)

Pahala ini akan di dapatkan bagi siapa saja yang membaca seluruh surat surat dari Al Qur’an, tidak terbatas pada surat-surat tertentu, membaca untuk mengkhatamkannya dari awal sampai akhir dalam keadaan santai, dalam sholat dalam keadaan apa saja, dimana dan kapanpun membaca akan mendapatkan pahala tersebut.
Hanya saja yang paling utama adalah jika membaca dari awal hingga khatam seluruh Al Qur’an 30 juz, membaca berurutan sesuai dengan urutan mushaf tidak memilih surat-surat khusus, itulah yang dicontohkan Ulama-Ulama terdahulu, mereka mengkhatamkan Al Qur’an dalam sebulan bahkan lebih cepat dari itu.

1. Bacaan Al-Qur'an Para Sahabat
Para  salaf  (orang-orang terdahulu) mempunyai beberapa kebiasaan dalam menghatamkan al-Qur'an ini. Ada yang menghatamkannya delapan kali dalam sehari semalam dan ada pula yang menghatamkannya empat kali pada waktu siang dan menghatamkannya empat kali pada waktu malam. Ada yang menghatamkannya empat kali dalam sehari semalam, ada yang tiga kali, dua kali dan sekali. Tetapi Aisyah mencela hal ini. Jadi berapa lamakah menghatamkan bacaan al-Qur'an kita ?  
Dari 
Muslim bin Mikhraq, ia berkata:
"Aku pernah berkata kepada Aisyah: 'Sesungguhnya orang-orang membaca al-Qur'an dua atau tiga kali khatam dalam semalam'. Lalu 'Aisyah berkata: Mereka membaca atau tidak membaca, aku  pernah bangun bersama Rasulullah saw. semalam penuh kemudian beliau membaca surah al-Baqarah, Ali Imran dan An-Nisa.' beliau tidak melewati satu ayat pun yang  menyebutkan kabar gembira kecuali beliau berdo'a dan berharap.. dan tidak melewati satu ayat pun yang menyebutkan ancaman kecuali beliau berdoa dan memohon  perlindungan." (H.R. Abu Daud).

2. Klasifikasi dan Kadar mengkhatamkan Al-Qur'an
·           Baik. 
Manakala mengakhatamkan dalam 2 atau 3 hari sekali. Dan sebagian ulama membenci orang yang mengkhatamkannya kurang dari itu.
·           Terbaik (pertengahan).
 yakni bagi yang menghatamkan sekali dalm 4, 5, 6 atau 7 hari.  Bahkan inilah yang banyak dilakukan oleh orang dan para sahabat Nabi saw. berdasarkan hadits dari Qais bin Abi Sha'sha'ah, ia berkata: Wahai Rasulullah saw. berapa lama aku harus membaca (menghatamkan) al-Qur'an ? Nabi menjawab: "Dalam lima belas hari" , Aku berkata: "Sesungguhnya aku kuat lebih d hari, ari itu' Nabi menjawab: "Bacalah dalam satu jum'ah." (H.R. Abu Ubaid).
·           Mengkhatamkan tiap 8 hari, 10 hari, sebulan dan 2 bulan.
Dari Makhul bin Abi Muslim (Seorang faqih di Syam pada masanya , wafat tahun 112H). Ia berkata: "Para sahabat Rasulullah saw. yang tergolong paling kuat biasanya membaca al-Qur'an dalam tujuh hari, sebagian yang lain dalam sebulan, dua bulan dan adapula yang lebih dari itu." (H.R.Ibnu Abi Daud).
·           Khatam setahun 2 kali.
Dari Abu Hanifah, ia berkata: "Barangsiapa membaca al-Qur'an setiap tahun dua kali (Khatam) maka ia telah menunaikan haknya, sebab Nabi membacanya kepada Jibril pada tahun kematiannya sebanyak dua kali.(Diriwayatkan oleh Hasan bin Ziyad).
·           Makruh Menunda khatam lebih dari 40 hari tanpa alasan.
Diriwayatkan dariIbnu Umar bahwa ia pernah bertanya kepada Nabi saw.: Dalam berapa hari aku harus menghatamkan al-Qur'an? Beliau menjawab: Dalam empat puluh hari." (H.R.Abu Daud).
·           Relatif (tergantung). 
Imam Nawawi berpendapat di dalam al-Adzkar:"Hal ini akan berlainan menurut pribadi masing-masing. Barangsiapa tidak bisa memahami apa yang dibacanya secara baik kecuali dengan  perenungan yang mendalam, hendaklah ia menyesuaikan  kadar bacaannya dengan kemampuannya tersebut. Demikian pula orang yang sibuk menyebarkan ilmu, atau mengurusi pemerintahan Islam atau tugas-tugas agam dan kemaslahatan umum lainnya, maka hendaklah ia menyesuaikan  kadar bacaannya dengan batas kemampuannya itu. Jika tidak termasuk orang yang tersebut di atas, maka hendaklah ia memperbanyak bacaannya selama tidak menimbulkan kebosanan dan kesalahan dalam membaca.

3.  Amaliah Utama Terhadap Al-Qur'an
a.        Tasdiq : Mengimani  dengan tidak memungkiri satu ayat pun
b.       Tilawah: Membaca dengan baik dan benar, Tadabur, dan mengamalkannya.
c.        Tadabbur: memahami, menghayati
d.       Tatbiq: Mengamalkan, menerapkan
e.       Tabligh: Mendakwahkan, mensyiarkan
f.         Tahfidz: Menghafalnya

Adapun mengenai adab-adab membaca al-qur'an, diantaranya adalah:
1.       Membacanya dalam keadaan yang paling sempurna. Yaitu dengan bersuci, menghadap kiblat dan duduk dengan sopan. 
2.       Membacanya dengan tartil dan tidak tergesa-gesa. Karena tidak layak seseorang membaca Al-Qur`ân dengan terlalu cepat, sehingga dalam waktu kurang dari tiga hari ia telah selesai mengkhatamkan bacaannya. 
3.       Selalu khusyu’ ketika membacanya, menampakkan kesedihan, dan berusaha menangis.
4.       Hendaklah memperindah suaranya. 
5.       Seorang yang membaca Al-Qur`ân hendaklah menyembunyikan suaranya jika ia khawatir akan menimbulkan riya`, atau sum’ah pada dirinya, atau apabila dikhawatirkan akan mengganggu orang yang sedang shalat. 
6.       Hendaklah seorang muslim berusaha memperbanyak hafalan Al-Qur`ân di dadanya, karena hal ini termasuk tanda keimanan seseorang, dan salah satu tanda orang yang diberi ilmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
Sebenarnya, Al-Qur`ân itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zhalim.[al-Ankabut/29:49].

cara terbaik bagaimana memotivasi kita agar mau belajar dan membaca Al-Qur’an serta mengkhatamkannya adalah dengan mengingat keutamaannya dan juga kerugian dalam meninggalkannya. Lalu kenapa kita cepat jenuh dalam membaca Al-Qur’an sehingga interaksi kita lemah? Boleh jadi karena bacaan kita tidak ideal, tidak sesuai kaidah tajwid, sehingga mendengar bacaan kita saja kita sudah tidak “sreg” apalagi orang lain yang mendengarnya. Oleh karenanya hendaklah umat Islam khususnya generasi muda untuk belajar Al-Qur’an dengan talaqqi artinya belajar langsung dari seorang guru atau ustadz yang faham ilmu tajwid dan fasih bacaannya.

4. Adab / Tatacara Menghatamkan Al-Qur'an
Apabila qari' hampir khatam membaca al-Qur'an, yakni sudah sampai pada akhir surat Ad-Dukha (وَٱلضُّحَىٰ), maka ia disunatkan:
·         Membaca takbir (lafadz: Allaahu akbar) sampai akhir surat An-Nas (قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ).
·         Dan sunnah juga diteruskan membaca surat al-Fatihah sampai dengan " وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ " (Q.S. al-Baqarah: 5), sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbasdari Ubay bin Ka'ab r.a. ujarnya:"Bahwa Nabi Saw. apabila selesai membaca"قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ " lantas beliau membaca surat al-Fatihah sampai dengan :"وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ".

Semoga bermanfaat.
  ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ 

Sumber:
1. Apa itu Al-Qur'an ? hal.26-28, Imam As-Suyuthi, Penerbit: Gema Insani Pers.
2. Hukum-Hukum Bacaan Al-Qur'aan hal.229-230, Moh.Wahyudi, Penerbit: INDAH-Surabaya.
3. http://ltqalhikmah.com/keutamaan-mengkhatamkan-al-quran/
4.http://www.dakwatuna.com/2011/10/18/15645/keutamaan-membaca-al-qur%E2%80%99an-dan-mengkhatamkannya/#axzz3RIilcJ3E