Kamis, 07 Mei 2015

Kadar Membaca, Menghatamkan Al-Qur'an dan Adab-Adabnya

copas artikel dari blog http://www.jadipintar.com/2015/02/kadar-membaca-menghatamkan-al-quran-dan-adab-adabnya.html


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Al Qur’an adalah Kitabullah ‘azzawajalla, dan membacanya merupakan ibadah yang paling utama dan merupakan perbuatan yang paling di sukai oleh-Nya, maka semakin banyak seorang muslim membaca Al Qur’an maka semakin banyak pahala yang mereka dapatkan.
Dari 
Abdullah bin Mas’ud radiyallahu’anhu, sesungguhnya Rasulullah Sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا ، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ ، وَلَامٌ حَرْفٌ ، وَمِيمٌ حَرْفٌ. رواه الترمذي (2910) وصححه الألباني
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu
 kebaikan. Dan kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh kalinya. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, akan tetapi Alif itu satu huruf, Lam itu satu huruf, dan Mim itu satu huruf.” (HR.At Turmudzi, di shahihkan Syaikh Al Bani)

Pahala ini akan di dapatkan bagi siapa saja yang membaca seluruh surat surat dari Al Qur’an, tidak terbatas pada surat-surat tertentu, membaca untuk mengkhatamkannya dari awal sampai akhir dalam keadaan santai, dalam sholat dalam keadaan apa saja, dimana dan kapanpun membaca akan mendapatkan pahala tersebut.
Hanya saja yang paling utama adalah jika membaca dari awal hingga khatam seluruh Al Qur’an 30 juz, membaca berurutan sesuai dengan urutan mushaf tidak memilih surat-surat khusus, itulah yang dicontohkan Ulama-Ulama terdahulu, mereka mengkhatamkan Al Qur’an dalam sebulan bahkan lebih cepat dari itu.

1. Bacaan Al-Qur'an Para Sahabat
Para  salaf  (orang-orang terdahulu) mempunyai beberapa kebiasaan dalam menghatamkan al-Qur'an ini. Ada yang menghatamkannya delapan kali dalam sehari semalam dan ada pula yang menghatamkannya empat kali pada waktu siang dan menghatamkannya empat kali pada waktu malam. Ada yang menghatamkannya empat kali dalam sehari semalam, ada yang tiga kali, dua kali dan sekali. Tetapi Aisyah mencela hal ini. Jadi berapa lamakah menghatamkan bacaan al-Qur'an kita ?  
Dari 
Muslim bin Mikhraq, ia berkata:
"Aku pernah berkata kepada Aisyah: 'Sesungguhnya orang-orang membaca al-Qur'an dua atau tiga kali khatam dalam semalam'. Lalu 'Aisyah berkata: Mereka membaca atau tidak membaca, aku  pernah bangun bersama Rasulullah saw. semalam penuh kemudian beliau membaca surah al-Baqarah, Ali Imran dan An-Nisa.' beliau tidak melewati satu ayat pun yang  menyebutkan kabar gembira kecuali beliau berdo'a dan berharap.. dan tidak melewati satu ayat pun yang menyebutkan ancaman kecuali beliau berdoa dan memohon  perlindungan." (H.R. Abu Daud).

2. Klasifikasi dan Kadar mengkhatamkan Al-Qur'an
·           Baik. 
Manakala mengakhatamkan dalam 2 atau 3 hari sekali. Dan sebagian ulama membenci orang yang mengkhatamkannya kurang dari itu.
·           Terbaik (pertengahan).
 yakni bagi yang menghatamkan sekali dalm 4, 5, 6 atau 7 hari.  Bahkan inilah yang banyak dilakukan oleh orang dan para sahabat Nabi saw. berdasarkan hadits dari Qais bin Abi Sha'sha'ah, ia berkata: Wahai Rasulullah saw. berapa lama aku harus membaca (menghatamkan) al-Qur'an ? Nabi menjawab: "Dalam lima belas hari" , Aku berkata: "Sesungguhnya aku kuat lebih d hari, ari itu' Nabi menjawab: "Bacalah dalam satu jum'ah." (H.R. Abu Ubaid).
·           Mengkhatamkan tiap 8 hari, 10 hari, sebulan dan 2 bulan.
Dari Makhul bin Abi Muslim (Seorang faqih di Syam pada masanya , wafat tahun 112H). Ia berkata: "Para sahabat Rasulullah saw. yang tergolong paling kuat biasanya membaca al-Qur'an dalam tujuh hari, sebagian yang lain dalam sebulan, dua bulan dan adapula yang lebih dari itu." (H.R.Ibnu Abi Daud).
·           Khatam setahun 2 kali.
Dari Abu Hanifah, ia berkata: "Barangsiapa membaca al-Qur'an setiap tahun dua kali (Khatam) maka ia telah menunaikan haknya, sebab Nabi membacanya kepada Jibril pada tahun kematiannya sebanyak dua kali.(Diriwayatkan oleh Hasan bin Ziyad).
·           Makruh Menunda khatam lebih dari 40 hari tanpa alasan.
Diriwayatkan dariIbnu Umar bahwa ia pernah bertanya kepada Nabi saw.: Dalam berapa hari aku harus menghatamkan al-Qur'an? Beliau menjawab: Dalam empat puluh hari." (H.R.Abu Daud).
·           Relatif (tergantung). 
Imam Nawawi berpendapat di dalam al-Adzkar:"Hal ini akan berlainan menurut pribadi masing-masing. Barangsiapa tidak bisa memahami apa yang dibacanya secara baik kecuali dengan  perenungan yang mendalam, hendaklah ia menyesuaikan  kadar bacaannya dengan kemampuannya tersebut. Demikian pula orang yang sibuk menyebarkan ilmu, atau mengurusi pemerintahan Islam atau tugas-tugas agam dan kemaslahatan umum lainnya, maka hendaklah ia menyesuaikan  kadar bacaannya dengan batas kemampuannya itu. Jika tidak termasuk orang yang tersebut di atas, maka hendaklah ia memperbanyak bacaannya selama tidak menimbulkan kebosanan dan kesalahan dalam membaca.

3.  Amaliah Utama Terhadap Al-Qur'an
a.        Tasdiq : Mengimani  dengan tidak memungkiri satu ayat pun
b.       Tilawah: Membaca dengan baik dan benar, Tadabur, dan mengamalkannya.
c.        Tadabbur: memahami, menghayati
d.       Tatbiq: Mengamalkan, menerapkan
e.       Tabligh: Mendakwahkan, mensyiarkan
f.         Tahfidz: Menghafalnya

Adapun mengenai adab-adab membaca al-qur'an, diantaranya adalah:
1.       Membacanya dalam keadaan yang paling sempurna. Yaitu dengan bersuci, menghadap kiblat dan duduk dengan sopan. 
2.       Membacanya dengan tartil dan tidak tergesa-gesa. Karena tidak layak seseorang membaca Al-Qur`ân dengan terlalu cepat, sehingga dalam waktu kurang dari tiga hari ia telah selesai mengkhatamkan bacaannya. 
3.       Selalu khusyu’ ketika membacanya, menampakkan kesedihan, dan berusaha menangis.
4.       Hendaklah memperindah suaranya. 
5.       Seorang yang membaca Al-Qur`ân hendaklah menyembunyikan suaranya jika ia khawatir akan menimbulkan riya`, atau sum’ah pada dirinya, atau apabila dikhawatirkan akan mengganggu orang yang sedang shalat. 
6.       Hendaklah seorang muslim berusaha memperbanyak hafalan Al-Qur`ân di dadanya, karena hal ini termasuk tanda keimanan seseorang, dan salah satu tanda orang yang diberi ilmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
Sebenarnya, Al-Qur`ân itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zhalim.[al-Ankabut/29:49].

cara terbaik bagaimana memotivasi kita agar mau belajar dan membaca Al-Qur’an serta mengkhatamkannya adalah dengan mengingat keutamaannya dan juga kerugian dalam meninggalkannya. Lalu kenapa kita cepat jenuh dalam membaca Al-Qur’an sehingga interaksi kita lemah? Boleh jadi karena bacaan kita tidak ideal, tidak sesuai kaidah tajwid, sehingga mendengar bacaan kita saja kita sudah tidak “sreg” apalagi orang lain yang mendengarnya. Oleh karenanya hendaklah umat Islam khususnya generasi muda untuk belajar Al-Qur’an dengan talaqqi artinya belajar langsung dari seorang guru atau ustadz yang faham ilmu tajwid dan fasih bacaannya.

4. Adab / Tatacara Menghatamkan Al-Qur'an
Apabila qari' hampir khatam membaca al-Qur'an, yakni sudah sampai pada akhir surat Ad-Dukha (وَٱلضُّحَىٰ), maka ia disunatkan:
·         Membaca takbir (lafadz: Allaahu akbar) sampai akhir surat An-Nas (قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ).
·         Dan sunnah juga diteruskan membaca surat al-Fatihah sampai dengan " وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ " (Q.S. al-Baqarah: 5), sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbasdari Ubay bin Ka'ab r.a. ujarnya:"Bahwa Nabi Saw. apabila selesai membaca"قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ " lantas beliau membaca surat al-Fatihah sampai dengan :"وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ".

Semoga bermanfaat.
  ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ 

Sumber:
1. Apa itu Al-Qur'an ? hal.26-28, Imam As-Suyuthi, Penerbit: Gema Insani Pers.
2. Hukum-Hukum Bacaan Al-Qur'aan hal.229-230, Moh.Wahyudi, Penerbit: INDAH-Surabaya.
3. http://ltqalhikmah.com/keutamaan-mengkhatamkan-al-quran/
4.http://www.dakwatuna.com/2011/10/18/15645/keutamaan-membaca-al-qur%E2%80%99an-dan-mengkhatamkannya/#axzz3RIilcJ3E

Tidak ada komentar:

Posting Komentar