Selasa, 31 Maret 2015

PELAJARAN TAUHID BUAT ANAK (SUHA)

WAJIB DI HAFAL DAN DI MENGERTI...!!!!
Penjelasan ada di file PPT ( sedang dalam tahab penyusunan...:))



RUKUN ISLAM  Ada 5 (lima) 
  1. SYAHADAT 
  2. SHOLAT 5 WAKTU
  3. ZAKAT
  4. PUASA
  5. HAJI
RUKUN IMAN Ada 6 (enam)
  1. IMAN PADA ALLAH
  2. IMAN PADA ROSUL ALLAH
  3. IMAN PADA MALAIKAT 
  4. IMAN PADA KITAB-KITAB ALLAH
  5. IMAN PADA HARI KIAMAT
  6. IMAN PADA TAQDIR

10 MALAIKAT ALLAH YANG WAJIB DI IMANI
  1. MALAIKAT JIBRIL
  2. MALAIKAT MIKAIL
  3. MALAIKAT 'IZROIL
  4. MALAIKAT ISROFIL
  5. MALAIKAT MUNKAR
  6. MALAIKAT NAKIR
  7. MALAIKAT ROQIB
  8. MALAIKAT ATID
  9. MALAIKAT MALIK
  10. MALAIKAT RIDWAN
25 NAMA NABI & ROSUL YANG WAJIB DI IMANI
  1. NABI ADAM
  2. NABI IDRIS
  3. NABI NUH (*)
  4. NABI HUD
  5. NABI SHOLIH
  6. NABI IBROHIM (*)
  7. NABI LUTH
  8. NABI ISMAIL
  9. NABI ISHAQ
  10. NABI YA'KUB
  11. NABI YUSUF
  12. NABI AYYUB
  13. NABI SU'AIB
  14. NABI MUSA (*)
  15. NABI HARUN
  16. NABI ZULKIFLI
  17. NABI DAWUD
  18. NABI SULAIMAN
  19. NABI ILYAS
  20. NABI ILYASA'
  21. NABI YUNUS
  22. NABI ZAKARYA
  23. NABI YAHYA
  24. NABI ISA (*)
  25. NABI MUHAMMMAD saw (*)
(*) adalah Gelar ulul azmi yaitu ketabahan dan keuletan yang luar biasa dalam melaksanakan tugas-tugasnya

1.   Nabi Nuh a.s
Sebuah perahu besar yang menumpang orang-orang beriman untuk diselamatkan jiwanya dari adzab Allah SWT (banjir bandang yang melanda umat Nabi Nuh yang kafir)
2.   Nabi Ibrahim a.s 
Mukjizat Nabi Ibrahim yaitu pada saat dibakar oleh raja kafir Namrudz dan Ibrahim selamat atas ijin Allah SWT. 
3.   Nabi Musa a.s 
Sebuah mukjizat tongkat yang dapat membelah lautan atas ijin Allah SWT ketika peristiwa Musa dan pasukannya dikejar oleh raja kafir yaitu Firaun beserta bala tentaranya dan pada akhirnya Musa dan umatnya yang beriman selamat atas kejadian pada waktu itu.
4.   Nabi Isa a.s 
Mukjizatnya berupa dapat menyembuhkan orang buta, menghidupkan orang mati, atas ijin Allah SWT. Dapat membuat burung dari tanah liat yang dikepal kepal dan akhirnya benar benar hidup dan bernyawa atas ijin Allah SWT.
5.   Nabi Muhammad SAW
a.    Dapat membelah bulan menjadi dua atas ijin Allah SWT
b.      Pada saat kemarau dari sela sela jari rasulullah dapat mengeluarkan air yang dapat diminum oleh umatnya

c.       Al-Quran yang lengkap dan tetap asli murni sampai hari kiamat dan dimanfaatkan seluruh manusia sampai akhir zaman.


Link tautan :



Kamis, 26 Maret 2015

3 FASE MENDIDIK ANAK ( Metode Sayyidina Ali Bin Abi Tholib )

Copas refferensi :


 “Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, Karena mereka hidup bukan di jamanmu”

Itulah kata tekenal dari imam Ali Bin Abi Thalib RA, khalifah ke-4 umat islam yang terkenal dengan kepintaran, kejujuran dan juga kesetiaannya terhadap Rasulullah SAW. Seperti sudah kita pahami bahwasannya mendidik dan membesarkan anak adalah amanah dari Allah SWT yang harus dijalankan dengan sebaik- baiknya. Banyak hal yang harus diperhatikan untuk menentukan pola pendidikan yang terbaik bagi masing-masing anak, apalagi mereka tidak hidup di jaman dahulu.
 Menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib Ra. ada tiga pengelompokkan dalam cara memperlakukan anak:
1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak sebagai raja.
2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai tawanan.
3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun), perlakukan anak sebagai sahabat.

Keterangan:
1.      ANAK SEBAGAI RAJA (Usia 0-7 tahun) 
       Melayani anak dibawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati dan tulus adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan. Banyak hal kecil yang setiap hari kita lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi perkembangan prilakunya,
misalnya :
§  Bila kita langsung menjawab dan menghampirinya saat ia memanggil kita- bahkan ketika kita sedang sibuk dengan pekerjaan kita – maka ia akan langsung menjawab dan menghampiri kita ketika kita memanggilnya.
§  Saat kita tanpa bosan mengusap punggungnya hingga ia tidur, maka kelak kita akan terharu ketika ia memijat atau membelai punggung kita saat kita kelelahan atau sakit.
§  Saat kita berusaha keras menahan emosi di saat ia melakukan kesalahan sebesar apapun, lihatlah dikemudian hari ia akan mampu menahan emosinya ketika adik/ temannya melakukan kesalahan padanya. Maka ketika kita selalu berusaha sekuat tenaga untuk melayani dan menyenangkan hati anak yang belum berusia tujuh tahun, insya Allah ia akan tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan, perhatian dan bertanggung jawab. Karena jika kita mencintai dan memperlakukannya sebagai raja, maka ia juga akan mencintai dan memperlakukan kita sebagai raja dan ratunya.

2.      ANAK SEBAGAI TAWANAN (usia 8-14 tahun) 
     Kedudukan seorang tawanan perang dalam islam sangatlah terhormat, Ia mendapatkan haknya secara proporsional, namun juga dikenakan berbagai larangan dan kewajiban. Usia 7-14 tahun adalah usia yang tepat bagi seorang anak bagi seorang anak untuk diberika hak dan kewajiban tertentu.
Rasulullah SAW. mulai memerintahkan seorang anak untuk sholat wajib pada usia 7 tahun, dan memperbolehkan kita memukul anak tersebut (atau mengukum dengan hukuman seperlunya) ketika ia telah berusia 10 tahun namun meninggalkan sholat. Karena itu usia 7-14 tahun adalah saat yang tepat dan pas bagi anak-anak kita untuk diperkenalkan dan diajarkan tentang hal-hal yang terkait dengan hukum-hukum agama, baik yang diwajibkan maupun yang dilarang,

Misal :
§  Melakukan sholat wajib 5 waktu
§  Memakai pakaian yang bersih, rapih dan menutup aurat >> Menjaga pergaulan dengan lawan jenis
§  Membiasakan membaca Al-Qur’an
§  Membantu pekerjaan rumah tanngga yang mudah dikerjakan oleh anak seusianya
§  Menerapkan kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari Reward dan punishment (hadiah/penghargaan/ pujian dan hukuman/teguran) akan sangat pas diberlakukan pada usia 7 tahun kedua ini, karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuaensi. Namun demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus sama kerena every child is unique (setap anak itu unik)

3.      ANAK SEBAGAI SAHABAT (usia 15-21 tahun) Usia 15 tahun 
      adalah usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai orang tua kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberi contoh atau teladan yang baik seperti yang diajarkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA.

§  Berbicara dari hati ke hati Inilah saat yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, menjelaskan bahwa ia sudah remaja dan beranjak dewasa. Perlu dikomunikasikan bahwa selain mengalami perubahan fisik, Ia juga akan mengalami perubahan secara mental, spiritual, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga sangat mungkin akan ada masalah yang harus dihadapinya. Paling penting bagi kita para orang tua adalah kita harus dapat membangun kesadaran pada anak-anak kita bahwa pada usia setelah akil baliqh ini, ia sudah memiliki buku amalannya sendiri yang kelak akan di tayangkan da diminta pertanggung jawabannya oleh Allah SWT.
§  Memberi Ruang Lebih Setelah memasuki usia akil BAliqh, anak perlu memiliki ruang agar tidakmerasa terkekang, namun tetap dalam pengawasan kita. Controlling tetap harus dilakukan tanpa bersikap otoriter dan tentu saja diiringi dengan berdo’a untuk kebaikan dan keselamatannya. Dengan demikian anak akan merasa penting, dihormati, dicintai, dihargai dan disayangi. Selanjutnya, Ia akan merasa percaya diri dan mempunyai kepribadian yang kuat untuk selalu cenderung pada kebaikan dan menjauhi perilaku buruk.

§  Mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat. Waktu usia 15- 21 tahun ini penting bagi kita untuk memberinya tanggung jawab yang lebih berat dan lebih besar, dengan begini kelak anak- anak kita dapat menjadi pribadi yang cekatan, mandiri, bertanggung jawab dan dapat di andalkan. Contoh pemberian tanggung jawab pada usia ini adalah seperti memintanya membimbing adik- adiknya, mengerjakan beberapa pekejaan yang biasa di kerjakan oleh orang dewasa, atau mengatur jadwal kegiatan dan mengelola keuangannya sendiri. 

Semoga bermanfaat

Minggu, 22 Maret 2015

HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN

Copas Cerita Inspirasi dari group sebelah: 

Adalah ulama Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al Marwazi beliau adalah ulama terkenal di makkah yang menceritakan riwayat ini. Suatu ketika, setelah selesai menjalani salah satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit. Ia mendengar percakapan mereka, “Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya malaikat kepada malaikat lainnya. “Tujuh ratus ribu,” jawab malaikat lainnya. “Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?” “Tidak satupun” Percakapan ini membuat Abdullah gemetar. “Apa?” ia menangis dalam mimpinya. “Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?” Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu. “Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni . Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah.” “Kok bisa” “Itu Kehendak Allah” “Siapa orang tersebut?” “Sa’id bin Muhafah[2], tukang sol sepatu di kota Damsyiq (damaskus sekarang)” Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun. Sepulang haji, ia tidak langsung pulang kerumah, tapi langsung menuju kota Damaskus, Siria. Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Sa’id bin Muhafah. “Ada, ditepi kota” Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya. Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh, “Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?” tanya Ulama itu “Betul, siapa tuan?” “Aku Abdullah bin Mubarak” Said pun terharu, "bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?” Sejenak Ulama itu kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya, akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya. “Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?” “Wah saya sendiri tidak tahu!” “Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini, Maka Sa’id bin Muhafah bercerita. “Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar :
Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. laa syarika laka.
Ya Allah, aku datang karena panggilanMu. 
Tiada sekutu bagiMu. Segala ni’mat dan puji adalah kepunyanMu dan kekuasaanMu. 
Tiada sekutu bagiMu.
Setiap kali aku mendengar itu, aku selalu menangis Ya allah aku rindu Mekah Ya Allah aku rindu melihat kabah Ijinkan aku datang….. ijinkan aku datang ya Allah.. Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berhaji. “Saya sudah siap berhaji” “Tapi anda batal berangkat haji” “Benar” “Apa yang terjadi?” “Istri saya hamil, dan sering ngidam. Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat” “Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini? “ya sayang” “Cobalah kau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmat begini. Mintalah sedikit untukku” "Ustadz, sayapun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh. Disitu ada seorang janda dan enam anaknya. Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit. Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan “tidak boleh tuan” “Dijual berapapun akan saya beli” “Makanan itu tidak dijual, tuan” katanya sambil berlinang mata. Akhirnya saya tanya kenapa? Sambil menangis, janda itu berkata “daging ini halal untuk kami dan haram untuk tuan” katanya. Dalam hati saya: Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim? Karena itu saya mendesaknya lagi “Kenapa?” “Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Dirumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak. “Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan. Namun bagi Tuan, daging ini haram". Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang. Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis, kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah janda itu. “Ini masakan untuk mu” Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka.” Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga. Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi” Ya Allah……… disinilah Hajiku Ya Allah……… disinilah Mekahku. Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak tak bisa menahan air mata.

Jumat, 20 Maret 2015

3M untuk membentuk individu berakhlaqul kariimah

Pembelajaran bagi kita dan anak-anak kita untuk selalu menjadi contoh pengamalan akhlaqul karimah.


Merujuk kepada Qur'an surat Al Ahzab : 21


Artinya :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Rasulullah SAW adalah pribadi yang tak akan pernah tertandingi kemuliaannya. Tawadhuk, sabar, tulus, pemberi (dermawan) dan segala kebaikan yang ada di dunia ini ada padanya. Beliau adalah contoh bagi kita. Model dan teladan untuk umat islam semuanya. Bukan saja muslim dari golongan manusia, tetapi juga penghuni alam semesta ini. 

Rasulullah dengan keluhuran budinya, menawarkan kehidupan damai yang akan membawa setiap makhluk pada kebahagiaan hakiki. Bukan saja kebahagiaan di akherat, tetapi juga kebahagiaan umat selama di dunia pula. Sehingga bagi kita hanya ada satu kalimat “sami’na wa atha’na, mendengarkan dan mematuhinya”.

untuk mendidik keluarga kita agar bisa dijadikan contoh pengamalan akhlaqul karimah memerlukan tekad dan niat yang besar dalam melaksanakannya, sebelum kita menyerukan kepada anak-anak kita tak kalah penting kita harus memberikan contoh kepada mereka dengan perilaku yang baik pula. jangan sampai kita mendapatkan gelar ningrat (jawa) "JARKONI" dalam artian " iso ngajar ora iso ngelakoni / bisa ngajar tapi tidak bisa mengamalkannya" apalagi sampai memberikan contoh yang bertentangan dengan apa yang kita ajarkan.



Sebagai kepala keluarga saya bertanggungjawab penuh atas apa yang dilakukan oleh Istri maupun anak-anak saya. sangat berat tanggung jawab yang sudah saya (kepala keluarga) terima, tidak hanya tanggungjawab selama di dunia, bahkan beban tanggungjawab ini akan di pertanggungjawabkan kelak di akhirat. dalam memimpin rumah tangga sosok ayah/suami menjadi tolok ukur dari tingkah laku dan perbuatan anggota keluarganya. bagaimana seorang kepala keluarga bisa mengarahkan perilaku istri dan anak-anaknya agar tidak melanggar norma-norma agama maupun sosial masyarakat. bagaimana seorang kepala keluarga bisa memberikan contoh perilaku yang baik serta kontrol secara continue dengan memberitahukan batasan-batasan mana perilaku itu dinilai baik atau Buruk serta gambaran hukuman atau karma jika aturan yang sudah ditetapkan masih saja dilanggar kepada istri dan anak-anaknya, jika Ia memberikan contoh yang baik, maka istri dan anak-anaknya juga akan mengikuti perilakunya yang baik, begitu juga sebaliknya.
Tak kalah penting dari pada semua itu, masalah perilaku seseorang juga tidak lepas dari apa-apa yang ia makan, jika kita memberikan makanan kepada keluarga kita dari cara memperoleh yang Halal, insya Allah pribadi - pribadi yang kita bentuk nantinya akan mudah untuk kita bentuk, namun sebaliknya jika kita memberikan makanan kepada mereka dari cara memperolehnya sudah haram, akan sangat sulit kita membentuk pribadi-pribadi mereka menjadi anak2 yang sholih. semua kembali kepada para kepala keluarga.
apa lagi yang akan kita harapkan dari anak2 kita? semua hal yang berbau duniawi akan putus saat kita meninggalkan dunia fana ini, sepeninggalan kita nanti jangankan anak, istri/suami kita yang katanya dia sayang juga akan melepaskan kita sendirian di tempat baru kita, hanya do'a anak sholih yang masih terus mendampingi dan mengiringi kita sampai hari kiamat kelak. 
Disaat kita memberikan pembelajaran akhlaqul karimah kepada anak2 kita, dibutuhkan 3M untuk bisa dipraktekkan langsung oleh anak-anak kita.

3M itu adalah:
1. Mulai dari Diri Sendiri, artinya memberikan contoh perilaku yang baik dengan perilaku kita sehari-hari kepada object
2. Mulai dari yang kecil dan mudah, berilah contoh mulai dari hal-hal kecil yang kita lakukan sehari-hari baik dirumah maupun di lingkungan bermasyarakat, misal panjabaran "Annadhofaatu minal iimaan" (kebersihan adalah sebagian dari Iman), Hormat terhadap orang tua, shodaqoh, dll.
3. Mulai dari Sekarang, kalo gak sekarang mau kapan lagi, nunggu nanti? besok?, Lusa? 

 Dengan dimulai dari hal yang kecil apabila sudah dibiasakan lambat laun sebagaimana apa yang dia jalani akan menjadikannya sebagai pembelajaran, insya Allah harapan kita sebagai orang tua terhadap anak-anak kita akan terbentuk menjadi pribadi yang berakhlaq mulia akan segera terwujud, amiiin.

Sumber:
Qur'an surat Al Ahzab : 21

Minggu, 15 Maret 2015

KISAH ALI BIN ABI THOLIB R.A

Episode Khulafa'urrosyidiin  ( 4 ) Belajar Tarikh Islam ( Sejarah Islam )


Mengingat kembali kisah kisah islami sebelum diceritakan kembali ke anak anak, adalah Suha Ainun nafisah (5tahun) putri ke-2 kami yang pada saat ini  sedang tumbuh dengan masa2 keemasan dalam hal menyimpan ingatan dimemory ( storage ), Ia sering meminta diceritakan kisah2 sahabat Nabi Muhammad SAW baik diwaktu senggang maupun dikala menjelang tidur. Dengan ini kita sebagai orang tua wajib menceritakan bagaimana kisah kisah islami yang menceritakan perjuangan islam dari saat pertama kali wahyu pertama diterima oleh Nabi Muhammad SAW hingga bagaimana perjuangan sahabat2 beliau dalam keikut sertaannya menyebarkan Islam. Sangat Miris ketika kita mendengar anak anak sekarang ini lebih mengingat tokoh2 kartun ketimbang tokoh2 islam. Mudah2 an dengan metode ini kita lebih bisa mengenalkan tokoh2 isalam ini satu persatu kepada anak2 kita. Amiin.

Kisah Masuk Islam-nya Ali Bin Abi Tholib R.A

Ali bin Abi Thalib ialah salah seorang sahabat Rasulullah saw yang dijamin masuk syurga. Ali bin Abi Thalib dilahirkan di Mekkah pada tahun 27 setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ali bin Abi Thalib adalah kemenakan Rasullullah, ketika Ali masih kanak – kanak penduduk Mekah dilanda kelaparan, untuk mengurangi penderitaan Abu Thalib, maka Muhammad memohon kepada pamannya Abbas membantu memelihara Ja’far sedangkan Muhammad membantu Ali
Sejak saat itu Ali tumbuh menjadi remaja yang baik dibawah didikan Muhammad, Nabi Muhammad SAW senantiasa memberikan perhatian dan kasih sayangnya kepada Ali, ketika Muhammad diutus menjadi Nabi, Ali berumur 13 tahun. Dialah orang pertama masuk Islam setelah Siti Khadijah (Istri Nabi)

Ali dibesarkan dirumah  Nabi Muhammad, walaupun masa kecil Ali bersama Nabi Muhammad sebelum menjadi nabi, namun didikan Muhammad kepada kemenakannya itu sungguh sudah mencerminkan perilaku Islam, Muhammad mengajarkan untuk senantiasa berbuat baik. Misalnya, selalu mencontohkan sifat jujur dan bertanggung jawab, selalu berkata benar (shiddiq), tak pernah berbohong, suka bersilahturahmi, suka menolong sesama mereka. Memuliakan tamu dan mendukung usaha – usaha kemuliaan, mengasihi yang kecil dan menghormati yang lebih besar dan sifat  - sifat yang laiinya. Para ahli sejarah sepakat mengatakan bahwa nabi Muhammad sejak kecil tidak pernah terbawa atau tergoda untuk menyembah berhala. Allah senantiasa menjaga nabi Muhammad sejak sebelum menjadi Nabi. Dalam suasana seperti itulah Ali bin Abi Thalib hidup bersama Nabi Muhammad SAW
Setelah menerima wahyu yang pertama, nabi Muhammad SAW menyerukan kepada keluarganya untuk memeluk Islam. Siti Khadijah yang senantiasa mendukung perjuangan Nabi tentu saja menjadi pemeluk agama Islam yang pertama kemudian Zaid, anak angkat nabi Muhammad yang senantiasa mengantarkan makanan kepada Nabi Muhammad semasa berkhalwat di gua Hira
Saat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, Ali bin Abi Thalib baru berusia 10 – 11 tahun. Dia menyaksikan dengan seksama ketika Nabi Muhammad dan Siti Khadijah melakukan Shalat, Ali memperhatikannya dengan heran. Setelah selesai melaksanakan shalat. Bersama Siti Khadijah, Ali menyatakan dengan apa yang baru saja dilihatnya, dengan keberanian Ali tersebut maka Rasulullah mengajaknya untuk memeluk Agama Islam. Rasulullah menerangkan kepada Ali “Ini adalah agama Allah yang diridhai-Nya dan telah diutuskan Rasul – rasul sebelumku  untuk menyampaikannya, aku mengajakmu untuk beriman kepada Allah yang Maha Esa, yang tidak Sekutu baginya dan sekaligus menyembah-Nya dan ingkarilah Latta dan Uzza”. Kemudian Ali yang masih kecil itu menjawab “Apa yang anda ketahui itu suatu yang benar, karenanya sebelum aku mengambil keputusan akan aku rundingkan dahulu dengan ayahku”, mendengar jawaban Ali demikian polosnya, nabi berkata “Wahai Ali jika kamu belum masuk Islam, sebaiknya dirahasiakan saja berita iniaa,”

Salah satu kisah menakjubkan Ali bin Abi Thalib ialah menyambungkan kembali tangan seorang hamba yang terpotong tanpa meninggalkan bekas. Tangan orang itu dipitong karena kesalahannya telah mencuri. Ketika ia ditanya siapa yang telah memotong tangannya, ia Menjawab dengan bangga bahwa Ali lah yang telah menghukumnya dengan memotong tangannya.
Salman al-Farisi yang mendengar kata-kata hamba itu kemudian mengabarkan hali tersebut kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Beliau pun memanggil hamba itu dan meletakkan tangannya ka atas siku hamba tersebut serta menutupnya dengan kain sambil berdoa. Kemudian terdengar suara yang memerintahkan kain itu diangkat. Setelah diangkat, ajaib tangan itu kembali tersambung seperi sedia kala tanpa ada bekas sama sekali.
Kisah masuknya Ali ke dalam islam juga cukup menarik. Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa Ali bin Abi Thalib datang ke rumah Nabi Muhammad saw, pada waktu itu Rasulullah dan istrinya Siti Khadijah sedang shalat. Seusai shalat,
Ali bertanya, “Muhammad,
apakah yang engkau lakukan itu?”

“Inilah agama Allah dan untuk itu Dia mengutus utusan-Nya. Maka aku ajak engkau untuk masuk ke jalan Allah Yang Maha Esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan hendaklah engkau kafir kepada patung Latta dan Uzza,” terang Nabi

“Sesungguhnya ajakan ini sama sekali belum pernah aku dengar sampai hari ini, tetapi untuk itu aku perlu berunding dengan Ayahku Abu Thalib karena aku tidak dapat memutuskan sesuatu tanpa dia”

Nabi Muhammad saw mencegahnya, sebab khawatir kabar ajarannya akan menyebar sebelum ada perintah Allah untuk menyiarkannya. “Hai Ali, jika engkau belum mau masuk islam, simpanlah dulu kabar ini!”

Kemudian pada suatu malam, Allah swt membukakan pintu hati Ali untuk masuk islam. Ali segera menemui Nabi dan berkata, “Bagaimanakah ajakan yang engkau sucikan itu, ya Muhammad?”

“Hendaklah engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan, kecuali Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya dan hendaklah engkau kafir terhadap patung Latta dan Uzza dan engkau tinggalkan agama berhala”

Ajakan itu diterima oleh Ali dan beliau pun masuk islam, namun, masih dengan ketakutan terhadap ayahnya, Ali tetap merahasiakan keislamannya selama beberapa waktu.

Ali bin Abi Thalib juga diberikan karunia akan kemampuannya kebal terhadap panas dan dingin. Abu Laila bertandang menemui Ali. “Wahai Amirul Mukminin, orang-orang memerhatikan sesuatu yang aneh pada dirimu”

“Apa itu, wahai Abu Laila?”
“Pada hari yang panas, engkau keluar dengan memakai pakain luar yang tebal. Namun, saat cuaca sedang dingin, engkau malah memakai dua lapis baju tipis tanpa melindungi diri dari rasa dingin”

“Bukankah engkau bersama kami waktu di Khaibar, wahai Abu Laila?” Tanya Ali
“Benar, pada waktu itu aku bersamamu”
“Sesungguhnya Rasul mengutus Abu Bkar ke medan peperangan, namun beliau terkalahkan. Lalu Rasul mengirim Umar, namun beliau pun terkalahkan. Rasulullah bersabda, ‘Aku akan berikan bendera perang ini kepada seorang pria yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Ia bukan pengecut dan Allah akan memenangkannya.’ Beliau menyuruh seseorang memanggilku dan segera aku menemui Rasulullah. Ketika itu, mataku sedang sakit dan tidak bisa melihat apa pun. Rasulullah meludahi kedua mataku ini sambil berdoa, ‘Ya Allah, kebalkanlah ia dari panas dan dingin’ sejak saat itu baik panas maupun dingin tidak pernah menggangguku lagi ”

KISAH UTSMAN BIN AFFAN R.A




Episode Khulafa'urrosyidiin ( 3 ) Belajar Tarikh Islam ( Sejarah Islam )

Mengingat kembali kisah kisah islami sebelum diceritakan kembali ke anak anak, adalah Suha Ainun nafisah (5tahun) putri ke-2 kami yang pada saat ini  sedang tumbuh dengan masa2 keemasan dalam hal menyimpan ingatan dimemory ( storage ), Ia sering meminta diceritakan kisah2 sahabat Nabi Muhammad SAW baik diwaktu senggang maupun dikala menjelang tidur. Dengan ini kita sebagai orang tua wajib menceritakan bagaimana kisah kisah islami yang menceritakan perjuangan islam dari saat pertama kali wahyu pertama diterima oleh Nabi Muhammad SAW hingga bagaimana perjuangan sahabat2 beliau dalam keikut sertaannya menyebarkan Islam. Sangat Miris ketika kita mendengar anak anak sekarang ini lebih mengingat tokoh2 kartun ketimbang tokoh2 islam. Mudah2 an dengan metode ini kita lebih bisa mengenalkan tokoh2 isalam ini satu persatu kepada anak2 kita. Amiin.


Kisah Masuk Islam-nya Utsman Bin Affan

Utsman bin Affan (sekitar 574 –656) adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakanKhulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin affan Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun lebih muda dari Rasullulah SAW. Utsman bin Affan masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar ash-Shidiq.

Utsman Bin Affan memeluk Islam
Masuknya utsman kedalam islam berawal dari sebuah suara dalam mimpinya di bawah rindang pohon antara maan dan azzarqa yang menyarankan agar beliau segera kembali ke mekkah sebab orang yang bernama Muhammad telah muncul membawa ajaran baru yang kelak akan merubah dunia sebagai utusan tuhan. Setelah terbangun dari mimpinya beliau bergegas kembali ke mekkah dan menanyakan hal ihwal ataupun makna yang tersimpan dari kejadian yang menimpanya. Kemudian beliau bertemu dengan Abu bakar dan mengajaknya untuk mengikuti langkahnya yang lebih dahulu memeluk islam.
Lalu menghadaplah keduanya kepada rasulullah untuk menyatakan keislamannya. Sungguh tak terbilang pengorbanannya terhadap islam, tak terbatas pada hartanya saja yang selalu dibelanjakan di jalan Allah nyawanya pun teramat sering terancam dengan berbagai pengucilan dan penyiksaan dari kerabat dan pemuka Quraisy ketika mereka tahu keislamannya. Di sisi lain Allah serta rasulnya begitu mencintainya sehingga pernah satu riwayat disebutkan bahwa beliau adalah salah satu penghuni syurga yang akan menemani rasul kelak.

Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua putrinya untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata; “Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu.” Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah.
Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya.
Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin. ia dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonom yang handal namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat julukan Dzunnurain yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah. Usman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibunya  adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. ia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan As-Sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam).
Rasulullah Saw sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati di antara kaum muslimin. Ia adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji)
Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW supaya beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.
Terpilihnya Ustman sebagai Khalifah ternyata melahirkan perpecahan dikalangan pemerintahan Islam. Pangkal masalahnya sebenarnya berasal dari persaingan kesukuan antara bani Umayyah dengan bani Hasyim atau Alawiyah yang memang bersaing sejak zaman pra Islam. Oleh karena itu, ketika Ustman terpilih masyarakat menjadi dua golongan, yaitu golongan pengikut Bani Ummayyah, pendukung Ustman dan golongan Bani Hasyim pendukung Ali. Perpecahan itu semakin memuncak dipenghujung pemerintahan Ustman, yang menjadi simbol perpecahan kelompok elite yang menyebabkan disintegrasi masyarakat Islam pada masa berikutnya.

              Wafatnya Ustman bin Affan
Utsman menjabat sebagai Khalifah selama dua periode, pada periode pertama ia populer, periode kedua ia menyedihkan. Disini keadaan politik berbalik mundur. Timbul gejolak politik, huru-hara silih berganti, petisi dan intrik merajalela yang kemudian membuahkan pembunuhan dirinya pada hari Jum’at, tanggal 8 Dzulhijjah tahun 35 H. Pada saat itu Khalifah Utsman sedang membaca Al-Qur’an, sehingga bajunya berlumuran darah.

Khalifah Utsman adalah orang yang berhati mulia, sabar dan dermawan terutama untuk kepentingan jihad Islam. Usaha Khalifah Utsman dalam meluaskan wilayah Islam sangatlah banyak, diantaranya merebut daerah Iskandariyah dan Khurosan sehingga muncullah suatu usaha untuk membuat armada laut. 
Hal lain yang berhasil dilakukan oleh Khalifah Ustman dan sangat bermanfaat bagi Umat sepanjang masa adalah menyusun Mushhaf al-Quran yang dikumpulkannya dari istri Nabi Muhammad SAW yaitu Siti Hafsah.